15 Mei 2019 | Kegiatan Statistik Lainnya
Palu - Bencana gempabumi yang disertai tsunami serta liquifaksi menimpa sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah pada bulan September tahun 2018 dengan korban jiwa akibat bencana ini lebih dari 4.000 jiwa. Bencana tersebut telah membuka mata pemerintah Indonesia mengenai arti penting manajemen penanggulangan bencana beserta seluruh perangkat pendukung di dalamnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) serta dengan bantuan teknis dari United Nations Populations Fund (UNFPA) melakukan sebuah survei yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan (Knowledge), sikap (Attitude) dan perilaku (Practice), atau disingkat dengan KAP, dari masyarakat yang berada di wilayah terdampak bencana di Sulawesi Tengah. Survei ini berusaha menangkap gambaran mengenai kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana, terutama bencana gempa bumi, tsunami dan liquifaksi.
Bertempat di Ruang Vicon lama Gedung BPS Provinsi Sulawesi Tengah, Rabu, 15 Mei 2019 dilaksanakan kegiatan pelatihan petugas pendataan pasca bencana. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Bapak Faizal Anwar selaku Kepala BPS Provinsi Sulawesi Tengah. Mengingat pentingnya kegiatan ini untuk pendataan pasca bencana yang lebih baik kedepannya, Beliau dengan tegas meminta komitmen seluruh petugas yang terlibat dalam pendataan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal ini dimaksudkan agar masalah-masalah yang nanti ditemukan dilapangan dapat diselesaikan saat ini dan tidak akan menjadi penghalang dalam pendataan bencana selanjutnya.
Kemudian pada tanggal 16-18 Mei 2019 akan dilaksanakan kegiatan uji coba pendataan pasca gempa, liquifaksi, dan tsunami di wilayah Palu dengan target kegiatan untuk menguji coba aplikasi dan kuesioner pendataan yang sudah dibuat. Adapun lokasi yang akan dijadikan pilot survei pendataan pasca bencan adalah Kelurahan Petobo Kecamatan Palu Selatan dan Kelurahan Tondo Kecamatan Palu Utara.
Kegiatan ini sebagai wujud pembelajaran yang
tidak pernah berhenti dari pemerintah, masyarakat dan dunia usaha atas kejadian
gempabumi 28 September 2018 7,4 SR di
Sulawesi Tengah, dimana masih terdapat hal yang terlewati dari gambaran kesiapsiagaan
masyarakat pada saat itu.
Kejadian bencana alam harus mendorong bangsa ini untuk senantiasa melaksanakan pengurangan risiko bencana dan kesiapsiagaan masyarakat sebagai upaya memperkuat daya lenting menghadapi bencana yang tidak pernah terduga.
Semoga kolaborasi antara BPS,BNPB dan UNFPA dapat memberikan manfaat dan pelajaran bagi kita semua untuk senantiasa melakukan kegiatan pengurangan risiko bencana. Program seperti ini harus dapat terus dikembangkan oleh pekerja kemanusiaan dalam rangka meminimalisir korban jiwa, harta benda dan membantu masyarakat yang hidup di wilayah rawan bencana gempa bumi, tsunami dan liquifaksi. (2T)
Berita Terkait
PELATIHAN PETUGAS PENGOLAHAN SUSENAS MARET 2019 BPS PROVINSI SULAWESI TENGAH
Pelatihan Petugas Survei Hasil Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (SHPRB) BPS Provinsi Sulawesi Tengah
PELATIHAN PETUGAS PENGOLAHAN SURVEI PENYUSUNAN DISAGREGASI PMTB 2019
PELATIHAN PETUGAS LAPANGAN SURVEI E-COMMERCE TAHUN 2019
PELATIHAN PETUGAS SURVEI PERILAKU ANTI KORUPSI (SPAK) 2019
PELATIHAN PETUGAS PENCACAHAN PENYUSUNAN DISAGREGASI PMTB TAHUN 2019
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi TengahJl. Prof. Mohammad Yamin No.48 Palu 94114
Telp: (62-451) 483610
483611
483613
Faks: (62-451) 483612
Email: bps7200@bps.go.id