Untuk meningkatkan kapasitas penanggung-jawab kegiatan Seksi Statistik Produksi khususnya dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas teknis survei statistik produksi, maka BPS Provinsi Sulawesi Tengah melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) terhadap Kepala-kepala Seksi BPS kabupaten/kota se-Sulawesi Tengah.
Bimtek tersebut dilaksanakan di Hotel The Sya selama 6 hari efektif, mulai tanggal 5 - 10 Maret 2018, yang diikuti oleh 16 peserta. Masing-masing Kabupaten/Kota mengikutkan 1 orang Kasie atau staf maupun KSK untuk diikutkan dalam Bintek ini. Khusus BPS Provinsi Sulawesi Tengah mengikutkan 3 orang peserta. Selain menerima materi dan diskusi, para peserta juga akan mengikuti kegiatan try out ke lapangan.
Kegiatan tersebut dibuka dengan resmi oleh Kepala BPS Provinsi Sulawesi Tengah Ir. Faizal Anwar, M.T. Dalam sambutannya, Faizal Anwar mengatakan bahwa salah satu rencana strategis (renstra) tahun 2015-2019 adalah menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan pengumpulan data statistik industri pengolahan, pertambangan, listrik, gas, air bersih, dan konstruksi yang berstandar nasional maupun internasional. Data statistik berkualitas tidak dapat dihasilkan dari kegiatan survei atau sensus yang dilakukan tanpa memperhatikan semua aspek, baik teknis maupun non teknis.
Produk Domestik Bruto (PDB) Sulawesi Tengah pada tahun 2017 memperlihatkan bahwa sektor pertambangan dan penggalian menjadi penyumbang kedua terbesar yaitu sebesar 12,83 persen, selanjutnya sektor konstruksi sebagai penyumbang terbesar kedua sebesar 12,50 persen, kemudian sektor industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar keempat sebesar 12,34 persen. Hal ini menandakan bahwa sektor di seksi produksi mendominasi dalam pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tengah setelah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Kabupaten dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah kabupaten Banggai yaitu 37,12 persen diikuti kabupaten Morowali sebesar 13,18%. Hal ini dikarenakan tingginya pertumbuhan pada lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian, dan Industri Pengolahan di kedua kabupaten tersebut.
Lebih lanjut Faizal Anwar mengatakan bahwa untuk industri memang respon ratenya masih rendah, untuk itu diharapkan dukungan dari pemerintah daerah dalam mensukseskan kegiatan pendataan industri sehingga dapat menaikkan respon rate, sebab salah satu indikator keberhasilan pendataan adalah bagaimana respon ratenya ditingkatkan.
Saat ini tantangan BPS dalam menghasilkan data berkualitas semakin besar, seiring dengan semakin dipercayanya BPS sebagai satu-satunya lembaga penyedia data oleh pemerintah, terbukti dengan dilibatkannya BPS untuk mengoreksi data pihak lain. Tentunya kinerja BPS pun menjadi sorotan dari berbagai pihak. Olehnya, BPS harus benar-benar dapat menghasilkan data berkualitas agar mampu menjawab tantangan dan keraguan banyak pihak. Yang terpenting adalah benar-benar lakukan pendataan sesuai keadaan lapangan, sesuai dengan konsep, dan lakukan dengan ikhlas. (yani)